[Mengenang TT-5007 yang Malang]

Sabtu (19/12), usai 2 pesawat T-50i dari Skuadron 15 menghibur penonton dengan tarian aerobatik, burung besi ini mendarat dan mendekati kerumunan. Ibarat jatuh cinta pada pandangan pertama, begitu melihat sosok TT-5007, yang tampil beda, hati langsung terpikat

Pesawat latih tempur ini punya ciri khas, yang tidak sama dengan teman-teman sejawatnya yaitu tulisan nama pilot "Capt Yosi An-Nahl", yang tercetak di samping cockpit. Sebuah penanda "kepemilikan" yang biasanya hanya dimiliki negara bermiliter besar seperti Amerika.


Setelah penerbang mematikan mesin dan turun dari pesawat, saya langsung mendekat untuk menggambil gambar dan sedikit berselfie ria.


Puas bergaya di depan kamera, saya hampiri ground crew Golden Eagle, yang sedang bersantai di bawah sayap istri keduanya ini. Kesempatan yang tunggu-tunggu untuk mengetahui lebih jauh tentang alat perang seharga 25 juta dolar tersebut.

Menurut penuturan beliau T-50i adalah pesawat yang mudah dirawat dibanding pendahulunya Hawk MK-53, yang telah pensiun. Panel-panel kontrol dan penunjuk sensor semuanya telah terdigitalisasi bersamaan dengan sistem Fly by Wire, yang menjadi otak T-50i

Dari tanya-jawab, yang berlangsung selama 1 jam ini, diketahui pula bahwa setiap pesawat memiliki 2 kru tetap, yang bertugas merawat pesawat sebelum dan sesudah terbang. Ini belum termasuk kru dengan spesialisasi mengurus avionik, kaki-kaki dan ban, mesin, bahan bakar, hidrolik-pneumatik, dll.

Ringkasnya, untuk memindahkan dan mengoperasionalkan 2 pesawat, yang tampil di acara Air Force Base Open Day di Jogja, diperlukan 26 kru darat. Total menjadi 31 orang bersama 4 pilot dan 1 penerbang cadangan,

Perbincangan seru kami terus berlanjut, lebih rinci membahas mesin F-404 dan rencana pemasangan radar. Sampai tiba-tiba ada pengunjung lain datang bertanya, dengan nada sinis, soal berapa usia TT-5007. Ujaran bersentimen negatif, yang muncul karena asumsi semua alutsista TNI berusia senja.

Dengan semangat berapi-api, saya dan kru pesawat menjawab bahwa si biru mencolok ini masih sangat muda. Baru setahun lebih keluar dari rahim Korean Aerospace Industry,

Saat menjelaskan tentang betapa belianya T-50i, kami tidak menduga bahwa di usia sependek itu pula pesawat ini akan pergi untuk selamanya. Elang Emas yang diharapkan mampu mencetak ratusan pilot selama 35 tahun ke depan, telah Allah taqdirkan bernasib na'as hari ini, Minggu (20/12)


Selamat jalan KAI T-50i TT-5007 TNI AU. Terimakasih atas pengabdianmu. Meski singkat, tapi baktimu akan selalu kami kenang dan catat di lembaran sejarah penerbangan militer bangsa.

Comments